Monday 29 April 2013

Praktikum Biologi Dasar
Keanekaragaman Organisme Hewan











Lyna Indriyani Nugroho (120210103061)
Kelas B

Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2012/2013


      I.            Judul:
Keanekaragaman Organisme Hewan.

   II.            Tujuan:
Mempelajari morfologi hewan invertebrata yang diwakiili oleh udang dan siput, serta hewan bertulang belakang/vertebrata diwakili oleh ikan dan katak.

III.            Dasar Teori:
invertebrata
Kelompok hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) merupakan kelompok hewan yang lebih rendah tingkatannya dibandingkan kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata). Dalam kesempatan ini dari kelompok hewan invertebrata akan dibahas phylum Mollusca dan phylum Arthropoda (Waluyo, 2012).
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus=lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi. Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit (Fried & Hedemenos, 2009).
Molusca tersebar luas dalam habitat laut, air tawar, dan darat, tetapi lebih banyak terdapat dalam lautan. Umumnya molusa berselubung sebuah mantel yang merupakan batas ruang mantel itu sendiri. Secara internal, mantel itu bertaut dengan tubuh. Semua molusca mempunyai massa muscular yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya bervariasi menurut kelasnya. Molusca mempunyai sistem digesti, respirasi, eksresi dan reproduksi yang kompleks. Sitem sirkulasi terdiri dari jantung yang beruang-ruang. Sistem pembuluh darah tertutup, menyangkut sistem kapiler spesial dalam organ-organ eksresi dan respirasi. sistem sirkulasi pada molusca merupakan sistem yang paling majemuk dari sistem sirkulasi pada invertebrata lainnya (Brotowidjoyo, 1989). Mollusca biasanya memakan hancuran tubuh mahluk atau bagian tumbuhan segar (Waluyo, 2010).
Filum Mollusca dapat dikelompokkan menjadi 5 kelas yaitu:
a. Kelas Amphineura
b. Kelas Gastropoda
c. Kelas Pelecypoda
d. Kelas Scaphopoda
e. Kelas Cephalopoda (Kusmandanu, 2009).
Kelas Gastropoda merupakan yang paling umum kita temukan adalah siput kebun (Acatina fullica). Struktur tubuh hewan ini, kepalanya mempunyai dua pasang tentakel. Satu pasang tentakel pendek dan satu pasang tentakel panjang. Pada ujung tentakel yang panjang terdapat mata. Terdapat mulut dengan faring yang berotot dan terdapat radula dengan gigi yang terbuat dari kitin. Bagian kepala langsung berhubungan dengan kaki yang berotot. Bagian tubuh ini terdapat didalam cangkang yang umumnya terbuat dari kalsium karbonat. Pada sisi kanan tubuhnya terdapat terdapat lubang kelamin yang letaknya di bawah kepala, agak ke bawah lagi terdapat lubang yang agak besar yaitu lubang respirasi dan anus. Matel merupkan selaput tipis yang berfungsi menghasilkan cangkang atau dapat pula digunakan untuk respirasi (Waluyo, 2012).



Gambar struktur morfologi siput:
(Asatrio, 2009).
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda (Iputh, 2011).
Arthropoda dikelompokkan menjadi 5 kelas yaitu:
a. Kelas Crustacea
b. Kelas Insecta
c. Kelas Diplopoda
d. Kelas Chilopoda
e. Kelas Arachnida (Kusmandanu, 2009).
Tubuh Antropoda bagian luar beruas-ruas dengan tentakel yang umumnya beruas-ruas pula. Seluruh tubuhnya ditutupi oleh rangka luar yang terbuat dari kitin. Crustacea meliputi golongan udang-udangan dan kepiting. Hewan yang paling umum dipelajari adalah udang. Tubuhnya ditutupi oleh eksoskelekton yang terbuat dari kitin. Eksoskelekton ini merupakan bagian yang keras kecuali pada sambungan segmen – segmennya yang lunak dan tipis, sehingga memungkinkan untuk pergerakan. Tubuhny terdiri atas cephalothorax (kepala dan dada bersatu) dan abdomen dibagian belakangnya. Bagian kepala mempunyai lima buah segmen, dada delapan buah segmen, abdomen enam buah segmen. Masing – masing dengan sepasang appendage yang besatu dibagian ventral. Ruas-ruas Chepalothorax ditutup oleh penutup yang disebut karapax. Dibagian ujung kepala terdapat rostrum (moncong). Sebelah bawah rostrum dikedua sisinya terdapat mata majemuk dengan tangkai yang dapat digerakkan. Mulut terdapat di mandibula dan anus terbuka dibagian ventral pada bagian telson yang melebar dibagian ujung abdomen. Insang terletak disebelah dalam  pada kedua sisi karapax. Pasangan alat kelamin betina terbuka di bagian dasar dari pasangan ketiga kaki jalannya di daerah thorax. Sedangkan yang jantan terletak diantara kaki jalan yang kelima. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenula pendek dan sepasang antena panjang, merupakan organ sensoris yang dapat digerakkkan untuk menerima stimulus dari lingkungannya. Juga di bagian ini terdapat mandibula yang berfungsi untuk merobek makanan yang bergabung dengan bagian maxilla dan maxilliped. Pada bagian thorax terdapat pasangan kaki jalan yang berfungsi untuk bergerak, memegang makanan dan membersihkan permukaan tubuhnya. Pada bagian abdomen terdapat sepasang swimmeret yang membantu dalam respirasi dan membawa telur pada udang yang betina. Selain swimmeret, di bagian ujung abdomen terdapat uropod yang melebar dengan telson membentuk paddle yang melebar pula dan berfungsi berenang dan melindungi telur (Waluyo, 2012).
Gambar struktur morfologi udang:
(Mitanhamy, 2011)
Vertebrata
Hewan vertebrata tersusun oleh banyak sel (multiseluler). Sel-selnya sering mengalami diferensiasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin kompleks. Perkembangan embrio hewan metazoan melalui tahap-tahap tertentu. Secara embriologi, hewan ada yang memiliki dua lapisan kulit, hewan demikian dinamakan diplobastik. Untuk hewan yang memiliki tiga lapisan kulit dalam tubuhnya dinamakan tripoblastik. Struktur tubuh dan sistem-sistem yang ada pada hewan invertebrata berbeda-beda, makin tinggi tingakatannya, maka semakin kompleks struktur dan sistem tubuhnya. Hewan vertebrata merupakan hewan yang memiliki sistem tubuh dan jaringan yang kompleks dibandingkan dengan hewan invertebrata (Setiawan,  2010).
Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang:
1. Mempunyai tulang yang terentang dari balakang kepala sampai bagian ekor.
2. Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
3. Tubuh berbentuk simetris bilateral.
4. mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak ada contohnya pada katak (Sedjono, 1996).
Ciri alat tubuh hewan yang bertulang belakang sebagai berikut:
1. Mempunyai kelenjar bundar, endoksin yang menghasilkan hormon untuk pengendalian, Pertumbuhan dan proses fisiologis atau faal tubuh.
2. Susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
3. Bersuhu tubuh panas dan tetap (homoiternal) dan bersuhu tubuh dingin sesuai dengan kondisi lingkungan (poikiloternal).
4. Sistem pernapasan/respirasi dengan paru-paru (pulmonosum), kulit, dan insang operculum.
5. Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai ke anus yang terletak di sebelah vertran (depan) dan tulang belakang.
6. Kulit terdiri atas epidermis (bagian luar) dan endodermis (bagian dalam).
7. Alat reproduksi berpasangan kecuali pada burung, kedua kelenjar kelamin berupa ovalium dan testis menghasilkan sel tubuh dan sel sperma (Wahono,1994).
Hewan bertulang belakang (vertebrata) ini terdiri atas kelas yaitu:
1.      Kelas Pisces (Ikan)
2.      Kelas Amphibi (Latin amphi = dua, bia = hidup)
3.      Kelas Reptilia (Bahasa latin repare = merangkak/merayap)
4.      Kelas Aves (Burung)
5.      Kelas mamalia (Bahasa latin mamae artinya kelenjar buah dada, mamalia artinya hewan menyusui) (Soedjono, 1996).
Ciri utama Pisces sebagai berikut:
- Hewan berdarah dingin yang hidup di dalam air.
- Bernapas dengan insang (operculum) dan di bantu oleh kulit.
- Tubuh terdiri atas Kepala (caput), badan (truncus) dan ekor (cauda).
- Rangka tersusun atas tulang sejati.
- Jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik.
- Tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi/linea lateralis untuk menentukan arah dan posisi berenang (Wahono, 1994).
Sirip yang terdapat pada ikan umumnya sirip punngung/pina dorsalis, sirip dada/pina thorachalis, sirip perut/pina abdominallis, sirip anus/pina analis dan sirip ekor/pina caudalis. Di daerah kepala terdapat celah mulut, sepasang cekung hidung/fofea nasalis di depan mata. Mata terletak di bagian samping tanpa kelopak, mata ditutup oleh selaput argantea yang kuat. Bagian samping kepala terdapat tutup insang/operculum. Pada bagian ventral tubuh terdapat dua sampai tiga lubang pengeluaran yaitu lubang anus, lubang kelamin, dan lubang urine. Sirip ekor umumnya bertipe homocercal (ujung sirip terbelah menjadi bagian yang sama) (Waluyo, 2012).
Gambar struktur morfologi ikan:
(Siha, 2011).
Amfibia mempunyai arti dapat hidup di dua habitat yang berbeda, pada masa embrional hidup di air dan pada masa dewasa hidup di darat. Hewan yang termasuk kelas Amfibia antara lain katak rumah, katak sawah, salamander, dan lain-lain. Kelas Amfibia mencangkup tiga bangsa yaitu apoda, urodela, dan anura (katak). Ciri-ciri morfologi anura antara lain tubuh pendek, lebar dan kaku, kepala dan badan bersatu, tanpa leher dan ekor, tungkai depan lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan tungkai belakang. Contoh dari bangsa ini adalah Bufo sp. dan Rana sp.. tubuh katak terdiri atas kepala, badan serta empat anggota gerak. Di bagian kepala terdapat celah mulut, lubang hidung dan membran tymphani. Pada bagian badan terdapat dua pasang kaki (kaki depan dengan empat jari dan kaki belakang dengan lima jari), lubang pengeluaran berupa kloaka (Waluyo, 2012). Hewan dewasa memiliki volume vertebralis, jari – jari yang berbeda, sedangkan kulitnya lembut dan tidak berambut (Waluyo, 2010).




Gambar struktur morfologi katak:
(Natureisalam, 2012)

IV.            Metodologi Penelitian:

4.1   Alat dan Bahan:

4.1.1    Alat:
1.      Papan seksi
2.      Pinset
3.      Jarum bertangkai
4.      Loupe
5.      Kertas tissue

4.1.2    Bahan:
1.      Siput kebun (Acatina fulica)
2.      Udang (Cambarus sp.)
3.      Ikan mas (Cyprinus carpio)
4.      Katak hijau (Rana sp.)



4.2   Langkah Kerja:

Meletakkan bahan pada papan seksi.



Mengamati bahan sesuai nomor urutnya.



Menggambar bahan.


Memberi keterangan bagian – bagiannya sesuai dengan dasar teori.















   V.            Hasil Pengamatan:


Gambar: Siput kebun (Acatina fulica).

Keterangan:




Gambar : Udang (Cambarus sp.)

Keterangan:




Gambar: Ikan mas (Cyprinus carpio)

Keterangan:



Gambar: Katak hijau (Rana sp.)

Keterangan:


VI.            Pembahasan:
Pada percobaan kali ini telah didapatkan data – data dari masing – masing contoh hewan invertebrata dan vertebrata. Hewan invertebrata merupakan kelompok hewan yang tingkatannya lebih rendah dibandingkan vertebrata. Pada kelompok hewan invertebrata yang di gunakan dalam percobaan ini adalah hewan dari phylum Mollusca (siput kebun) dan phylum Antropoda (udang). Sedangkan pada kelompok hewan vertebrata yang digunakan dalam percobaan ini adalah kelas pisces (ikan mas) dan kelas amfibia (katak hijau).
Hewan invertebrata yang digunakan bahan percobaan yaitu siput kebun dan udang, bahan ini dipilih karena paling mudah untuk memahami struktur morfologinya dan mudah dicari disekitar lingkungan rumah.

1.      Siput kebun
Siput kebun termasuk dalam kelompok invertebrata dalam phylum Mollusca yang merupakan kelompok Gastropoda. Siput kebun memiliki nama latin yaitu Acatina fullica. Pada saat percobaan struktur morfologi yang terlihat ada dua bagian yaitu bagian cangkang dan bagian tubuh. Pada bagian cangkang terdapat whorl, suture, apeks, spire dan aperture. Whorl merupakan merupakan bagian cangkang yang melingkar dan besar yang bentuknya seperti konde biasanya terdapat garis – garis diatasnya. Suture merupakan gelungan atau bagian yang melingkar yang terletak diatas whorl tetapi ukurannya lebih kecil. Apeks merupakan puncak kerucut pada cangkang, ini merupakan bagian tertua. Spire merupakan gelung – gelungannya, biasanya terdiri dari 4-5 dalam suatu cangkang. Aperture merupakan lubang besar pada cangkang merupakan tempat badan siput berada. Sedangkan untuk bagian tubuhnya terdapat badan, bibir luar, bibir dalam, fotoreseptor, kemoreseptor, kaki maskular, mulut dan lubang kelamin. Pada bagian badan tampak langsung menyatu dengan kaki, di dalam badan terdapat organ – organ dari siput itu sendiri. Yang dimaksud pada bibir luar, bibir dalam dan kaki maskular letaknya hampir berdekatan, pada kaki maskular berfungsi sebagai alat gerak yang bisa merayap atau menggali serta memiliki otot. Fotoreseptor merupakan merupakan tentakel panjang pada bagian kepalanya yang berfungsi sebagai mengetahui gelap terang, pada bagian ini memiliki mata. Kemoreseptor merupakan bagian tentakel yang pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau.

2.      Udang
Udang termasuk dalam kelompok invertebrata dalam phylum Antropoda yang merupakan kelompok Crustacea. Udang memiliki nama latin Cambarus sp.. Pada saat percobaan struktur morfologi yang terlihat yaitu badan, kepala, kaki renang, kaki jalan dan ekor. Pada bagian badan, khususnya dada dan kepala menjadi satu yang disebut chepalothorax. Badan udang ini bersegmen dan terdapat sternum, sternum dalah tulang dada yang berfungsi untuk melindungi organ yang ada di dalamnya. Pada bagian  kepala terdapat karapax yaitu merupakan zat kitin/zat kapur yang berfungsi untuk melindungi bagian yang lunak dan juga pada kepala terdapat mata, antena dan mulut. Antena ini ada yang panjang dan pendek yang berfungsi sebagai organ sensoris untuk menerima stimulus. Pada kaki renang berfungsi untuk membantu pergerakan udang di air serta untuk menahan telur yang nantinya akan melekat pada abdomen, kaki renang ini memiliki ukuran yang lebih kecil dari kaki jalan dan terdiri dari 5 pasang. Kaki jalan sendiri berfungsi untuk berjalan yng terdiri dari 7 – 8 pasang.

Hewan vertebrata yang digunakan pada percobaan saat ini yaitu ikan mas dan katak hijau. Karena merupakan bahan materi yang mudah didapatkan.

1.      Ikan mas
Ikan termasuk kedalam kelompok hewan vertebrata dalam kelas pisces. Ikan mas memiliki nama latin yaitu Cyprinus carpio. Pada saat percobaan yang terlihat dalam struktur morfologinya yaitu kepala, badan dan ekor. Pada bagian kepala (caput) terdapat mata majemuk, mulut, hidung dan pada samping kepala ada tutup insang. Pada bagian badan (truncus) seluruhnya dilapisi oleh sisik, pada bagian samping tubuh terdapat gurat sisi atau linea lateralis itu berfungsi untuk menentukan arah dan posisi pada saat renang. Di setiap tubuh insang rata – rata terdapat sirip diantaranya sirip punggung (pina dorsalis) berfungsi dalam stabilitas ikan ketika berenang, sirip dada (pina thoracalis), sirip perut (pina abdominalis) berfungsi dalam membantu menstabilkan ikan saat berenang dan membantu untuk menetapkan posisi ikan pada suatu kedalaman, sirip anus (pina analis) berfungsi dalam stabilitas berenang ikan terutama dalam gerakan memutar, dan sirip ekor (pina caudalis) berfungsi sebagai pendorong utama ketika berenang (maju) dan juga sebagai kemudi ketika bermanuver. Ekor sendiri berfungsi sebagai alat gerak pada ikan.

2.      Katak hijau
Katak hijau termasuk kedalam kelompok hewan vertebrata dalam kelas amfibia, karena kemampuannya hidup di habitat dua alam. Katak hijau memiliki nama latin yaitu Rana sp. pada saat percobaan yang terlihat dalam struktur morfologinya yaitu kepala, badan dan empat anggota gerak. Pada bagian kepala terdapat mulut (rimaoris), hidung (nassale), mata (organon fisus), serta membran thympani yang berfungsi untuk pendengaran katak. Pada bagian badan dan kepala menyatu karena tidak terdapat leher. Pada bagian badan ada punggung bagian dorsal, tulang ekor dan bagian bawah ada alat kelamin. Badan katak ini licin. Sedangkan pada bagian 4 anggota gerak dibagi menjadi dua yaitu tungkai depan dan tungkai belakang. Pada tungkai depan terdapat radius, ulna, tarsal, meta tarsal, falanges dan digiti. Pada tungkai depan terdapat 4 jari. Sedangkan untuk bagian tungkai belakang terdapat femur, fibia, fibula, karpal, metakarpal, falanges dan digiti. Pada tungkai belakang terdapat 5 jari.
Dari penjabaran pembahasan dari percobaan kali ini kita sekarang dapat mengetahui perbedaan antara hewan invertebrata dengan hewan vertebrata, antara lain:
1.      Invertebrata:
·         Hewan tidak bertulang belakang
·         Organ – organnya tidak dilindungi oleh tulang maupun tengkorak, tetapi dilindungi oleh zat kitin / zat kapur.
·         Bentuk tubuhnya berupa gilig, bersegmen, atau beruas.
2.      Vertebrata:
·         Hewan bertulang belakang
·         Organ – organnya dilindungi oleh tengkorak dan tulang
·         Bentuk tubuhnya simetri bilateral.


VII.            Penutup:

7.1    Kesimpulan:
1.      Kelompok hewan invertebrata memiliki tingkatan lebih rendah dari hewan vertebrata.
2.      Hewan invertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak bertulang belakang sedangkan hewan vertebrata merupakan kelompok hewan bertulang belakang.
3.      Pada hewan invertebrata yang berfungsi untuk melindungi tubuhnya yaitu zat kitin/ zat kapur, sedangkan untuk hewan vertebrata dengan tulang atau tengkorak.
4.      Pada struktur morfologi hewan invertebrata dengan vertebrata terdapat bagian kepala, badan, dan anggota gerak.

7.2    Saran:
1.      Saat menggambar hasil percobaan harus jelas agar kita dapat dengan mudah mengetahui bagian – bagian dari struktur morfologi hewan.
2.      Setelah menggambar berilah keterangan pada bagian- bagian yang terlihat agar dapat diketahui fungsi dari bagian-bagian organelnya.
3.      Sebelum,melaksanakan praktikum diharapkan para praktikan menguasai terlebih dahulu materi yang akan dipraktekkan..


DAFTAR PUSTAKA

Asatrio. 2009. Laporan Praktikum Biologi Klasifikasi. (diakses tanggal 30 November 2012).             http://asatrio.blogspot.com/2009/11/laporan-praktikum-biologi-klasifikasi.html.
Brotowidjoyo.  1989. Biologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Fried & Hedemenos. 2009. Keanekaragaman Mahluk Hidup. Jakarta: Ganesa Exact.
Iputh. 2011. Laporan Praktikum Hewan Invertebrata. (diakses tanggal 29 November 2012).             http://iputh.biozoneblogspot.com//2011/05/laporan-praktikum-hewan-invertebrata.
Kusmandanu. 2009. Pengelompokan Hewan Vertebrata. (diakses tanggal 29 November    2012). http://kusmandanuunindra4.blogspot.com/2009/05/pengelompokan- hewan-           vertebrata.html.
Mitanhamy. 2011. Morfologi Invertebrata. (diakses pada tanggal 30 November 2012).             http://minthanamy.blogspot.com/2011_07_01archive.html.  
Natureisalam. 2012. Morfologi Katak. (diakses tanggal 30 November 2012).             http://natureisalam.blogspot.com/2012/09/amfibi.html.
Sedjono,dkk. 1996. Biologi. Bandung: Multi Adiwitata.
Setiawan.  2010. Biologi Dasar. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.
Siha. 2011. Penggolongan dan Klasifikasi Ikan. (diakses pada tanggal 30 November 2012).             http://sihasimbolon.blogspot.com/2011_01_01archive.html.
Wahono, lili, dkk.1994. Biologi. Bandung: PT. Sarana Panca Karya.
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember: UPT Penerbitan Universitas Jember.
Waluyo, Joko. Wahyuni, Dwi. Asyiah, Iis. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember:        UPT Penerbitan Universitas Jember.